Rasanya, Malang benar-benar menyimpan daya tarik yang luar biasa. Ada spot menarik untuk paralayang di area Kota Batu. Kota Batu sendiri sangat dikenal dengan pemandangan dan wisata alam yang beragam. Ada juga Kampung Warna-Warni di tepian Sungai Brantas. Ditambah lagi, ada juga Masjid Turen Malang yang biasa juga disebut sebagai masjid tiban. Banyak orang yang tertarik dengan masjid turen malang. Istilah Masjid Tiban menjadi hal yang cukup umum dibicarakan di Jawa karena banyak masjid yang dianggap tiban. Ini merujuk pada masjid tertentu yang tidak diketahui pasti proses pembuatannya sehingga seolah masjid itu tiba-tiba ada saja dan menjadi campur tangan dari jin dalam pembuatannya. Padahal, Masjid Turen ini tidaklah demikian. Namun, kisah yang ada ini menjadi daya tarik tersendiri. Terlepas dari hal itu saja, sudah ada cukup banyak hal seru yang bisa ditemukan di Masjid Turen ini.
Pembangunan Masjid Turen
Masjid Turen ini adalah adalah suatu masjid yang sangat megah. Ini berada di Desa Sanankerto, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. Nama unik yang diberikan memang Masjid Tiban karena banyak orang yang tidak tahu pembangunan masjid ini dan dianggap mendadak saja sudah ada masjid yang begitu megah di sana. Masjid berukuran besar ini memang cukup kontras dibandingkan dengan bangunan rumah di sekitarnya. Karena itu, bangunan masjid pun mudah sekali dilihat dan diketahui dari jauh dengan ketinggian dan kemegahannya. Sebenarnya, ini tidak sekedar suatu masjid saja tapi sekaligus menjadi wilayah pondok pesantren yagn biasa dikenal dengan nama Ponpes BI Ba’a Fadlrah. Dari informasi yang disampaikan pengurus masjid, ini adalah masjid yang diprakarsai oleh Romo Kiai Ahmad. Karena itu, tidak ada masjid tiban karena pembangunannya sebenarnya jelas dan melibatkan warga sekitar pula. Hanya saja, di masa itu wilayah masjid ini dikelilingi oleh kelapa dan pohon tinggi lainnya sehingga orang dari wilayah lain tidak benar-benar tahu proses pembangunannya di masa itu dan mendadak sudah terlihat masjid berukuran besar.
Awal mulanya, masjid ini merupakan bagian dari wilayah rumah Romo Kiai Ahmad. Beliau tidak saja sebagai pemilik rumah dan pemrakarsa dari pembangunan masjid tapi beliau juga adalah pemimpin dan pendiri dari pondok pesantren yang ada di masjid ini. Pembangunan masjid ini memakan waktu yang sangat lama dan bertahap karena keterbatasan yang ada di masa itu. Bahkan, pembangunan masjid ini terkendala juga oleh ijin di masa itu. Namun, Romo Kiai Ahmad tetap melanjutkan pembangunan masjid usai melakukan sholat istikharah. Pada akhirnya, pemerintah kabupaten Malang mengabulkan dan memberikan ijin pembangunan dan pendirian masjid ini secara resmi pada waktu itu.
Fakta Menarik tentang Masjid Turen Malang
Dengan selesainya pembangunan masjid ini, orang-orang banyak yang tertarik dan ingin datang ke Masjid Turen ini. Dari segi bangunan, ini memang sangat megah. Interior dan eksterior dari bangunan masjid ini juga menarik dengan adanya perpaduan dari beragam budaya mulai dari Turki, India, dan budaya dari negara lainnya. Semuanya dipadukan untuk menciptakan desain yang unik. Masjid ini juga dibangun dengan total 10 lantai. Lantai pertama dari masjid ini menjadi temapt istirahat dan ada juga musala di sana. Lalu, lantai kedua menjadi ruang makan, dapur, dan juga loket masuk untuk ke area pesantren dan masjid. Di lantai tiga ada musala, hingga kebun binatang mini dan akuarium. Lantai-lantai selanjutnya berkaitan dengan pengelolaan masjid dan juga pondok pesantren. Uniknay, lantai sembilan dibuat seolah itu adalah lereng gunung dengan lantai 10 sebagai puncak gunungnya.